Mohon tunggu...
ANDREAS SUPRONO
ANDREAS SUPRONO Mohon Tunggu... Menyukai Kebenaran dan Keadilan

Orang biasa, melihat dengan hati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Remehkan Liburan Semesteran !

22 Juni 2025   12:11 Diperbarui: 22 Juni 2025   12:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Remehkan Liburan Semesteran ! (sumber: pexels.com)

Jangan Remehkan Liburan Semesteran!

Oleh: Seorang Guru, Ayah, Suami, dan Pendaki Gunung Musiman

Ada yang bilang liburan semesteran itu hanya jeda. Hanya koma dalam kalimat panjang kehidupan. Tapi bagi kami sekeluarga, liburan semesteran bukan cuma koma. Ia adalah titik. Bukan titik akhir, tentu. Tapi titik yang menjadi tempat kami meletakkan beban, menghela napas panjang, membuka sepatu, dan berkata, "Akhirnya libuuurr!"

Saya dan istri, sama-sama guru. Kami mengajar, membimbing, menegur, mendengarkan, dan kadang menahan diri agar tidak menangis di depan murid saat mereka bilang, "Pak, saya lupa bawa tugas." Sementara itu, anak kami, anak perempuan semata wayang, bersekolah di SMA asrama yang cukup ketat. Lengkap sudah. Dalam rumah kecil kami, pendidikan adalah udara. Serius terus. Formal terus. Sampai-sampai, kalau bercanda pun kadang masih pakai struktur kalimat SPOK!

Tapi jangan salah! Di balik keseriusan itu, kami punya satu kekuatan super: kami tahu cara liburan! Dan karena itu, kami ingin berteriak lantang ke dunia, "Jangan remehkan liburan semesteran!"

 

Mengisi Tangki Jiwa yang Kosong

Kalau mobil bisa mogok karena kehabisan bensin, manusia pun bisa! Hanya saja, mogoknya tak selalu terlihat. Bisa jadi kita tetap berjalan, mengajar, memberi nilai, menghadiri rapat guru, bahkan tersenyum di depan wali murid! Tapi di dalam hati, ada suara kecil berkata, "Aku capek. Banget.............."

Di situlah liburan jadi penting! Liburan bukan pelarian. Ia adalah pengisian ulang. Tangki emosi, mental, fisik, semuanya perlu di-refill. Kami meyakini satu hal: guru dan siswa itu seperti laptop. Kalau baterainya tinggal 3% dan tetap dipaksa kerja, bisa hang!  Atau lebih buruk: mendadak mati pas mau nyetor nilai!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »