Mohon tunggu...
Anne Tobing
Anne Tobing Mohon Tunggu... Proses Belajar

Menulis dengan bahasa yang ringan saja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Melayani, Panggilan atau Ambisi?

6 Mei 2025   20:39 Diperbarui: 7 Mei 2025   18:37 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pelayanan. (Sumber: Pixabay/ddzphoto)

Pernahkah Anda merasa terdorong untuk melayani di rumah ibadah atau dalam sebuah organisasi sosial? Apa yang membuat Anda tertarik terlibat dalam tugas pelayanan tersebut?

Dalam Kamus Wikikamus, kata melayani berarti membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan seseorang. 

Sementara itu, dalam perspektif spiritual, melayani berasal dari bahasa Yunani Diakoneo () yang berarti melakukan segala sesuatu tanpa beban. 

Dikutip dari binus.ac.id, melayani bukanlah sebuah beban, melainkan sebuah kehormatan. Maka, kesempatan dan kepercayaan untuk melayani adalah anugerah yang harus dijaga dan dijalani dengan sungguh-sungguh.

Melayani bisa dilakukan di mana saja---di bank, di toko, di sekolah, ataupun di rumah ibadah. Setiap peran pelayanan, meski dijalankan secara sukarela, tetap tidak lepas dari tantangan. 

Tidak semua orang akan menyukai pelayanan kita. Ada yang memberi dukungan, namun tidak jarang juga muncul kritik. Di sinilah motivasi seorang pelayan diuji: apakah pelayanan dilakukan dengan ketulusan, atau mudah surut karena tidak mendapat pengakuan?

Di rumah ibadah, kita melihat banyak orang yang melayani. Umumnya mereka melakukannya karena merasa terpanggil. Mereka mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk pelayanan, meski tanpa imbalan materi. 

Organisasi keagamaan biasanya memiliki struktur yang jelas: ketua, sekretaris, bendahara, serta berbagai bidang seperti pendidikan, pemuda, perempuan, sosial, hingga sarana prasarana. 

Para pelayan ini hadir secara rutin dan menjalankan tugas dengan disiplin, walau terkadang harus menghadapi cibiran atau prasangka dari sekeliling mereka.

Namun, nilai-nilai pelayanan yang murni perlahan mulai mengalami pergeseran. Dalam banyak organisasi keagamaan, pengurus memiliki masa jabatan tertentu, misalnya lima tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »