Siapa yang menyangka, hobi sahabat pena zaman masih SMA bisa menghasilkan cuan di masa depan.
Hobi menulis yang dilakoni saat ini barangkali berawal dari ketidaksengajaan saja. Seperti anak-anak jaman 90an, majalah remaja jadi salah satu yang ditunggu-tunggu baik untuk mengtahui tren terbaru di ibu kota hingga menunggu cerita cinta bersambung, yang biasanya hadir di setiap edisi majalah. Oh iya tak lupa juga ramalan zodiak hehe. Walau setelah sedewasa ini, saya akhirnya tahu ramalan zodiak hanya karang-karangan saja. Karena ada seorang teman yang pernah bekerja di majalah dan menangani rubrik tersebut dan bercerita banyak soal proses yang dia lakukan.
Tak apa.Yang jelas majalah remaja memang jadi hal ditunggu-tunggu jaman itu. Membelinya sebenarnya juga suatu kemewahan karena buat kantong anak SMA saat itu, ya lumayan mahal. Hanya yang orang tuanya memiliki uang lebih yang bisa membelinya apalagi berlangganan. uniknya dulu,membaca majalah bisa bersama-sama dengan teman-teman. Saling meminjam atau membaca bersama.
Salah satu rubrik (bagian atau halaman tertentu dalam majalah/koran) yang menarik saat itu bagi saya adalah sahabat pena. Buat yang belum tahu, rubrik ini berisikan data-data teman-teman di Indonesia/luar negeri yang bisa dihubungi via surat atau dijadikan sahabat. Kalau jaman sekarang mungkin semacam sahabat online.
Nah, dalam rubrik sahabat pena ini biasanya berisi data-data pribadi seperti nama, tempat tanggal lahir, data sekolah dimana, hobi dan alamat. Nah, alamat rumahlah, yang jadi andalan. Andalan buat menghubungi calon sahabat tersebut.
Suatu ketika, saya mengirimkan data saya untuk rubrik kolom sahabat pena tersebut ke sebuah majalah. Hasilnya? pak pos tak berhenti membawakan berbagai surat dari seluruh pelosok tanah air. Surat-surat dari para " sahabat". Awalnya tentu saya begitu repot membalasnya, belum lagi mengeluarkan dana buat mengirimkan balasannya kembali ke si pengirim surat.
Isi suratnya saat itu sederhana saja sebenarnya. Biasanya selain bertukar kabar juga bercerita tentang aktivitas sehari-hari saja atau cerita sekolah dan kota tempat kita tinggal. Sesekali berkirim  foto diri dan postcard kota tempat kita tinggal.Kalau dipikir-pikir unik banget hobi jaman dulu.Â
Memang pada akhirnya ada seleksi alam dari berpuluh teman yang saling berkirim surat tersebut. Dari puluhan akhirnya hanya tinggal beberapa surat. Dan alhamdulillahnya, hingga kini, masih ada seorang sahabat pena yang bisa menjadi teman di dunia nyata. Bahkan dalam suatu kesempatan kami pernah bertemu.
** Â Â Â Â
Di kemudian hari baru sadar, hobi surat menyurat dengan sahabat pena ini banyak manfaatnya. Mulai soal melatih kesabaran menunggu sesuatu, soal definisi kebagiaan hingga skill menulis.
Disinilah ternyata awal mulai dari skill menulis. Kemampuan mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk tulisan. Kemudian juga ternyata baru tahu, kemampuan ini sangat berpengaruh pada kemampuan lainnya. Misalnya berpikir secara lebih sistematis.