Menulis selain merupakan hobi bagi sebagian orang, ternyata juga merupakan ladang cuan. Lho, nggak percaya? Jangan bicara tentang kompasianers dengan perolehan Krewardsnya ya, langsung tunjuk penulis yang bergelimang harta karena piawai mengolah kata. JK Rowling misalnya. Atau level nasional ya Tere Liye.
"Ah, jangan sebut mereka dong. Mereka kan memang penulis terkenal dengan banyak karya," mungkin begitu sanggahan terhadap kata-kata saya.
Benar banget, mereka terkenal. Tapi pernah mikir nggak sih, mereka juga memulai dari nol. JK Rowling mengalami penolakan dari 11 penerbit sebelum novel Harry Potter diterbitkan dan mendunia seperti sekarang. Tere Liye, jika tidak mengembangkan hobi menulisnya mungkin akan berhenti sebagai akuntan saja dan bukan novelis andal Indonesia.
Semua dimulai dari niat dan upaya mewujudkan niat tersebut.
Sekarang bagaimana dengan kita? Eh, kita? Saya saja kali, ya?
Bagaimana dengan saya yang punya mimpi menjadi penulis produktif? Langkah apa yang sudah saya lakukan, dengan hasil: naskah yang tidak selesai-selesai, ide yang bertebaran dan tidak fokus, hobi menunda-nunda...ah besok aja deh. Hmmm, kapan bisa jadi...eh, seujung kukunya aja deh, Tere Liye, gitu?
Disiplin menulis itu berat dilakukan tapi bukan tidak mungkin. Alih-alih menyelesaikan draft naskah, saya mencoba produktif dengan menulis artikel. Ada dua media di mana saya menulis artikel yaitu di Kompasiana dan wisata.viva.co.id. Dua media ini bisa menghasilkan cuan, jika produktif menghasilkan artikel.
Spill dikit ya, untuk Kompasiana bisa dapat ratusan ribu perbulan dengan rata-rata artikel 3 artikel perhari (berdasarkan pengamatan dari artikel perolehan krewards tiap bulan di Kompasiana). Untuk wisata.viva.co.id lebih sadis lagi, artikelnya harus lebih gencar 20-30 artikel perhari dan kamu bisa dapat ratusan ribu atau sampai sejuta perbulan. Tapi ini syaratnya harus jadi reporter viva dulu, jadi aksesnya agak susah.Â
Dan kalau kamu nanya emang ada orang yang bisa nulis 30 artikel perhari? Ajaibnya emang ada yang bisa. Bahkan 50 perhari. Mereka-mereka itu reporter media online yang tangguh. Isi artikelnya seperti apa? Bisa dicek langsung di portal-portal media online, ya.
Nah, info dan akses sudah terbuka, sekarang melihat potensi diri. Waduh, untuk menulis 3 artikel per hari is not easy for me. Saya masih belajar dan berjuang untuk bisa 1 artikel saja tiap harinya. Dan apakah bisa? Sampai hari ini belum bisa berkelanjutan, tapi pernah bisa satu hari satu artikel yaitu pas ikut event Ramadhan Bercerita.
Nah, jadi sebenarnya bukan nggak bisa-bisa banget, ya. Karena pernah berhasil di bulan Ramadhan.