Akhir pekan lalu, saya bersama teman-teman dari komunitas kecil kami memutuskan untuk berlibur ke Wisata Pamah View, Desa Telagah, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, sebuah destinasi perbukitan yang terletak di dataran tinggi.
Awalnya, ini hanya direncanakan sebagai bentuk penyegaran dari rutinitas harian. Namun siapa sangka, kunjungan itu justru menjadi salah satu pengalaman paling berkesan dalam hidup saya.
Setibanya di sana, kami langsung disambut oleh pemandangan hijau yang terbentang luas dan deretan vila yang tertata rapi di lereng bukit.Â
Udara sejuk khas pegunungan menyusup ke kulit, membawa ketenangan yang sulit didapat di kota. Sinar lampu vila yang temaram menambah suasana syahdu, seperti menyambut kami ke dunia yang lebih damai.
Tapi yang paling membekas dalam ingatan saya bukan hanya keindahan alamnya, melainkan malam kebersamaan di sekitar api unggun.
Kami berkumpul di ruang terbuka, duduk melingkar mengelilingi api yang menyala hangat. Salah satu teman mulai memetik gitar, dan kami pun bernyanyi bersama --- lagu rohani, lagu persahabatan, bahkan lagu-lagu kocak yang membuat kami tertawa lepas. Malam itu, kami tak hanya menghabiskan waktu; kami saling mengisi.
Ada sesi berbagi pengalaman. Satu per satu, teman-teman mencurahkan isi hati --- tentang perjuangan, syukur, bahkan kekecewaan yang selama ini terpendam.
Saya sendiri turut bercerita tentang semangat yang sempat padam karena tekanan pekerjaan dan rutinitas. Namun di sinilah, di tengah nyala api dan pelukan alam, saya menemukan kembali kekuatan yang sempat hilang.
Yang menarik, mereka yang biasanya pendiam pun ikut bicara. Mereka yang awalnya hanya duduk diam, mulai tertawa dan bersenda gurau.Â
Ternyata, kadang kita hanya butuh ruang yang aman dan suasana yang hangat untuk bisa membuka diri.