Apakah di dalam keluarga itu Kompasianer termasuk yang terbuka saja perihal kondisi keuangan? Bagaimana cara mengomunikasikannya? Apakah sesederhana "belinya nanti dulu, ya, setelah Ayah ada uangnya?"
Ya, kelihatannya memang sederhana, tatapi untuk bisa mengatakannya tidaklah sesederhana itu, bukan?
Kita pada akhirnya menyadari bahwa membahas tentang masalah keuangan baik dengan pasangan, orangtua, atau anak, kerap menjadi hal yang tak mudah.
Apalagi bagi sebagian orang membahas soal uang saja itu sudah tabu --antara tidak pantas dan tak elok saja.
Kondisi seperti sekarang ini, rasa-rasanya, berbicara dengan lingkungan terdekat kita, keluarga, tentang masalah keuangan menjadi hal yang terasa lebih urgent dibanding topik lainnya.
Biar bagaimanapun mengatur keuangan keluarga bukan sekadar soal mencatat pengeluaran atau menabung.
Ada yang mesti diperhatikan dan penting bagi setiap keluarga untuk secara rutin melakukan financial check-up.
Paling tidak, ketika sudah bisa melakukan itu sesama anggota keluarga bisa lebih terbuka dalam membicarakan kondisi keuangan.
Nah, bagaimana tanggapan Kompasianer mengenai permasalahan seperti ini? Apakah ada punya pengalaman serupa sehingga bisa dibagikan kepada pembaca lainnya?
Selain itu, adakah tips maupun kiat yang bisa dilakukan guna terbuka masalah keuangan dengan sesama anggota keluarga?