Sebuah podium berdiri di sudut panggung. Guru dan siswa berinisiatif menyulap sebuah meja karena sekolah tidak memiliki platform panggung tersebut. Untuk menyesuaikan dengan ketinggian podium, bagian atas meja ditambahkan dengan kardus yang dipasang di sisi depan dan sisi kiri-kanan. Podium buatan itu kemudian dilapisi kertas dengan kombinasi warna putih biru. Sepintas mirip pos polisi.
Di belakang podium terpasang sebuah portal yang dibuat dengan bambu. Portal yang telah dicat itu berfungsi sebagai properti pentas drama. Sehari sebelum kegiatan, panggung dirancang sedemikian rupa.
Panggung itu buat apa? Ya. Itu adalah panggung acara perpisahan siswa kelas 6 SD di sekolah saya yang tamat tahun ini (2025). Panggung itu dibuat dengan memanfaatkan bangku yang diletakkan secara berderet. Hanya sedikit bangku yang tidak digunakan untuk pembuatan panggung. Akibatnya, sisa bangku yang ada tidak cukup untuk tempat duduk wali murid dan tamu perpisahan dalam acara perpisahan.
Namun jalan keluar selalu ada. Pemerintah desa setempat berkenan meminjamkan sejumlah kursi untuk memenuhi kekurangan tempat duduk yang ada.
Bangku-bangku penyusun panggung dihampari dengan tikar dan karpet yang dibawa oleh anak-anak. Selembar kain backdrop hitam berukuran besar menutupi sisi belakang, separuh sisi kiri, dan kanan panggung. Permukaan backdrop itu dilengkapi dengan spanduk kegiatan. Pinggiran panggung ditutup kertas origami sekaligus berfungsi sebagai dekorasi. Tiga empat pot bunga ukuran sedang pinjaman dari warga sekitar menggenapkan dekorasi panggung.
Selembar terpal digelar menutupi lantai di depan panggung. Ini berfungsi sebagai tempat siswa beratraksi menunjukkan beberapa aksi yang membutuhkan gerakan lebih fleksibel, seperti, drama, pantomim dan tari.
Semua dekorasi panggung, kecuali terop, dikerjakan anak-anak di bawah pengawasan guru. Keterlibatan anak-anak membuat mereka cukup antusias, laiknya menyambut pesta besar.
Bagaimana sekolah merencanakan acaranya?
Beberapa minggu sebelumnya rencana perpisahan telah dibahas dalam rapat bersama komite dan wali murid. Pihak sekolah merasa perlu berdiskusi dengan mereka apakah seremonial perpisahan perlu dilaksanakan atau tidak.
Dalam rapat itu wali murid yang sebagian besar dihadiri ibu-ibu bersikukuh untuk melaksanakan acara pelepasan. Pada kesempatan itu sekolah menawarkan beberapa alternatif tempat acara, di sekolah atau di luar sekolah. Kalau di luar lingkungan sekolah, dilaksanakan dengan menyewa gedung, di pantai, atau tempat wisata.