Jika kita berdiri di tepi Sungai Sambas pada pagi hari, saat kabut masih bergelayut di atas air, dan suara azan subuh bergema dari masjid tua di seberangnya, terasa ada sesuatu yang melampaui sekadar pemandangan indah. Ada jejak yang hidup, napas sejarah yang masih bernyawa.
Dan jika kita mengarahkan pandangan ke utara, melintasi hutan, dan perbukitan yang menjadi bagian dari tubuh pulau Borneo, kita akan sampai ke Sarawak, negeri tetangga yang terasa begitu dekat, bahkan lebih dekat secara kultural, dan emosional daripada sebagian wilayah lain di tanah air kita sendiri.
Inilah dua saudara dalam satu rahim sejarah, Sambas dan Sarawak, rantau yang tidak pernah benar-benar terputus, meski dunia modern mencoba membelahnya dengan garis batas negara.
Sebagai seseorang yang lahir, dan besar di Kalimantan Barat, saya tidak hanya membaca kisah ini di buku sejarah, tapi menghirupnya dari cerita-cerita orang tua, dari pasar lintas batas, dari silaturahim keluarga yang tersebar di dua sisi negara.
Relasi antara Sambas, dan Sarawak bukanlah hubungan yang baru diciptakan oleh proyek kerja sama antarnegara, atau forum lintas batas ASEAN. Ia jauh lebih tua, berakar dari peradaban Melayu yang melintas batas sungai, bahasa, dan kepercayaan. Hubungan dengan kawasan utara seperti Sarawak sudah menjadi bagian dari lanskap politik, dan budaya yang tak terhindarkan.
Jauh sebelum negara Indonesia, dan Malaysia lahir, tanah Borneo bagian barat laut adalah bagian dari jaringan peradaban Melayu yang luas.Â
Wilayah Sambas telah dikenal sejak abad ke-15 sebagai pusat perdagangan, pemerintahan, dan dakwah Islam. Kesultanan Sambas berdiri sekitar tahun 1609, didirikan oleh Raden Sulaiman, putra Sultan Brunei yang menikah dengan bangsawan Sambas.
Inilah salah satu simpul awal keterhubungan politik, dan budaya antara Sambas, dan wilayah Sarawak yang saat itu masih dalam pengaruh Kesultanan Brunei.
Sungai-sungai besar seperti Sungai Sambas, dan Batang Lupar bukan sekadar aliran air, tetapi nadi yang menghubungkan komunitas-komunitas Melayu di dua sisi.