Dalam struktur organisasi bisnis yang penuh dengan dinamika, kemampuan organisasi untuk terus bertumbuh dan beradaptasi merupakan kunci dalam keberlanjutan. Tidak lebih berbeda dengan organisme hidup, setiap organisasi melalui berbagai proses dan tahap yang membentuk organisasi tersebut hingga saat ini. Sama halnya dengan kedai kopi bernama Tuku, yang memiliki serangkaian perjalanan yang tidak selalu mulus, dimulai dari kelahiran, pertumbuhan, kematangan, hingga dinamika potensial yang dimiliki oleh organisasi bisnis. Perjalanan yang begitu panjang dan penuh perjuangan, memiliki berbagai wawasan terkait suatu entitas bisnis bertransisi dan menghadapi gejolak persaingan di pasar penikmat kopi.
Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian tahun 2022, konsumsi kopi secara nasional tercatat di angka 379.7 ribu ton. Setiap tahun, konsumsi kopi memiliki dinamika penurunan dan kenaikannya tersendiri. Untuk penurunan yang diperoleh pun hanya sekitar 1,19% di mana angka tersebut tidak memungkiri budaya konsumsi minum kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern di Indonesia. Kedai kopi Tuku merupakan salah satu contoh kedai kopi modern yang menjadi salah satu pelopor tren kopi susu gula aren di Indonesia. Tuku yang didirikan oleh Andana telah memiliki tujuan (visi) yang terarah sejak dini, yaitu menjadi lokomotif yang menggerakkan sumber daya Indonesia untuk bisa bersaing secara global. Misi atau pilar utama Tuku pun terdapat tiga bagian, yaitu bertetangga baik, spesialisasi produk, dan rantai keberlanjutan.
Sejak tahun 2015, Tuku memulai langkahnya dengan membangun sebuah kedai kopi berukuran kecil di Jalan Cipete Raya no. 7, Cilandak, Jakarta Selatan. Tuku memperkenalkan menu utamanya berupa Es Kopi Susu Tetangga dengan slogan yang penuh akan kehangatan dan kenyamanan, yaitu #BertetanggaBaik. Di tahun berikutnya, Tuku tidak berdiam diri dengan satu kedai kecil, tetapi berproses untuk meningkatkan standar kualitas dengan membangun warehouse dan roastery secara independen. Pondasi kopi dimulai dari biji kopi yang ditanam dan diolah, maka dari itu Tuku memiliki keputusan untuk menciptakan standar dalam mengolah biji kopi terbaik sehingga cita rasa yang dinikmati oleh pelanggan terjaga secara konsisten. Tahun 2017 merupakan langkah awal Tuku untuk memperluas jangkauannya dengan membuka cabang di Pasar Santa, Jakarta Selatan. Cabang pertama merupakan jenis toko grab-and-go, dengan menyajikan kopi tanpa adanya bangku untuk singgah. Langkah yang tepat untuk percobaan pertama kali membuka cabang baru.Â
Pada tahun 2018, Tuku memberanikan diri untuk ekspansi ke luar Jakarta yang dimulai dengan membangun kedai kopi di BSD, Tangerang Selatan sekaligus tetap memperluas jangkauan di Jakarta yakni berinovasi untuk mendirikan toko khusus pembelian secara daring di Fatmawati. Inovasi, eksplorasi, dan kolaborasi sangat terlihat dari perjalanan Tuku hingga tahun selanjutnya Tuku yang tadinya hanya kedai kecil dengan divisi roastery menjadi sebuah anak perusahaan resmi, yaitu PT. Berangan Ragam Rasa. Tidak hanya ekspansi eksternal, tetapi memperdalam kualitas internal berupa konsistensi kopi dan aren diperhatikan oleh Tuku. Disambung dengan tahun 2020 ketika virus COVID-19 yang berkembang pesat sehingga masyarakat diwajibkan untuk tetap di rumah. Dengan demikian, masa pandemi menghancurkan berbagai usaha, mulai dari UMKM sampai perusahaan multinasional. Berbagai usaha mengalami penurunan hingga bangkrut di masa pandemi. Namun, Tuku tetap bertahan dengan inovasinya yang terus berkembang dengan dua hal, yaitu Tuku berkolaborasi dengan POS Indonesia untuk menyajikan minuman kopi siap seduh berbentuk surat tipis agar dapat dikirim oleh POS Indonesia. Slogannya hadir dengan ciri khas Tuku berupa "Sapa Dengan Rasa". Selain itu, Tuku juga mengeluarkan kopi kemasan satu liter bernamakan TUKUCUR. Dengan kopi berukuran besar dan minuman kopi siap seduh berbentuk surat, maka pelanggan tetap dapat menikmati kopi Tuku di rumah.Â
Tahun 2021 dengan atmosfer pandemi yang masih terasa tidak menjadi halangan untuk Tuku melanjutkan proses perkembangannya menuju dunia global. Diawali dengan konsistensi pembukaan cabang ke daerah luar Jabodetabek, yaitu Gubeng, Surabaya. Tuku disambung hangat dengan para pecinta kopi di Surabaya. Kemudian, sesuai dengan pilar utama yang ditekadkan untuk diwujudkan, salah satunya rantai keberlanjutan, Tuku mengeksplorasi lebih dalam terkait pengolahan limbah kantong krimer yang menjadi satu di antara sampah utama Tuku menjadi tas ramah lingkungan. Selanjutnya, Tuku meraih kesempatan untuk berpartisipasi menyajikan cita rasa kopi Indonesia di ajang internasional Sherpa G20 Indonesia yang sejalur dengan visi Tuku untuk menuju ke arah global.Â
Tuku tidak berhenti di Sherpa G20 Indonesia saja, di tahun berikutnya Tuku semakin mengekspos eksistensinya di berbagai ajang internasional, seperti Frankfurt Coffee Festival, Pasar Kopi Amsterdam, dan G20 Indonesia. Tuku dapat terlihat terus menunjukkan konsistensinya. Selain Surabaya, Tuku pun di tahun 2022 mulai membuka cabang di Malang, Jawa Timur, dengan kedai yang cukup luas dan megah. Setelah tahun sebelumnya menciptakan pengolahan limbah, Tuku membangun TOSERBAKU (Toko Serba Tuku) di tanggal 17 Agustus 2022 yang bertujuan untuk menjual cinderamata Tuku, terutama tas hasil dari pengolahan limbah. Pada saat tahun 2023, intensitas kolaborasi Tuku semakin mendalam dengan diadakannya kolaborasi bersama Disney Pixar untuk menyasar target anak muda dengan slogan #TetanggaTukuKecil, lalu kolaborasi dengan produk kosmetik bersama BLP yang diperkuat oleh pembangunan Toko Serba Tuku di tahun sebelumnya. Tuku pun tidak melupakan salah satu pilar utama dengan terus mengedepankan agenda keberlanjutan, yaitu Tuku menanam 1.500 pohon dalam program BERSEMI (Bersama Semai Mimpi) yang berkolaborasi dengan BERAGAM dan Tanah Air Semesta.Â
 Tahun berikutnya, yaitu tahun 2024, Tuku mulai mengadakan perayaan meriah di ulang tahun Tuku bernama Festival Tetangga Tuku untuk tetap menarik minat para pelanggan. Pada saat yang bersamaan, Tuku berekspansi ke salah satu jantung utama Jakarta, yaitu GBK, Senayan, Jakarta Pusat yang resmi hadir agar dapat berdampingan dengan kegiatan olahraga dan piknik para tetangga (pelanggan). Tidak hanya di kancah nasional, tetapi Tuku tetap tidak melupakan visinya untuk bersaing di dunia global dengan membuka pop-up store pertama di Seoul, Korea Selatan. Tidak hanya berekspansi dan mengadakan event, Tuku tetap mengikuti perkembangan zaman dan memperhatikan produk yang dijual dengan menghadirkan Kopi Susu Tetangga versi minuman semi beku, yaitu SLUSH. Tahun 2025 yang telah sampai pertengahan tahun ini, Tuku tetap membuat inovasi atau promosi yang bertujuan untuk menguatkan brand Tuku semakin terkenal di seluruh kalangan, yaitu membeli nama stasiun MRT Cipete Raya menjadi Cipete Raya TUKU. Tuku mempercayai bahwa pembelian nama ini sebagai simbol titik awal Tuku bermula.
Keorganisasian Tuku terbilang terus bertahan dan bertumbuh secara signifikan hingga sekarang telah berumur 9 tahun lamanya berjalan. Tuku konsisten setiap tahunnya menciptakan langkah demi langkah serta pondasi untuk berproses dengan laju yang dapat dikatakan perlahan tetapi pasti dapat dicapai. Ekspansi hingga saat ini pun telah berada di angka 62 cabang di seluruh wilayah Indonesia.Â
Berdasarkan elemen organisasi, struktur sosial Tuku adalah birokrasi dengan kesesuaiannya, yaitu peran ditentukan atas dasar keahlian (manajer cabang, barista, dan lainnya), serta akses posisi berdasarkan pengetahuan dan penetapan tugas yang berbasiskan logika. Partisipan keorganisasian Tuku juga berasaskan otoritas legal-formal yang didasarkan pada aturan, prosedur, hukum, dan posisi yang sah dalam struktur organisasi. Kekuasaan bukan berasal dari individu, tetapi pada posisi dan peran yang mereka miliki kemudian diatur oleh sistem yang berbasiskan logika. Dalam menjaga konsistensi rasa dan kualitas di berbagai cabang, Tuku memiliki SOP (Standard Operating Procedures) yang ketat untuk berbagai prosedur. Sebagai entitas bisnis yang telah berbasiskan perusahaan, Tuku sebagai PT. Berangan Ragam Rasa, beroperasi dengan adanya izin usaha, standar kesehatan, dan peraturan ketenagakerjaan yang merupakan bagian dari otoritas legal-formal.
Tujuan pun terlampir jelas bersamaan dengan proses perkembangan setiap tahunnya, yaitu menjadi lokomotif yang menggerakkan sumber daya Indonesia untuk bisa bersaing secara global. Teknologi yang digunakan pun ada dua, yaitu mesin/alat untuk memproduksi biji kopi menjadi minuman siap saji dan seduh, serta pengetahuan teknis dan keahlian para pegawai dalam menyiapkan dan memproses biji kopi dengan mesin/alat yang dimiliki.Â
Selanjutnya mari membahas dari segi lingkungan dan budaya, Tuku juga mengadaptasi dan menyesuaikan entitas brand-nya dengan kondisi sosial-budaya di Indonesia, khususnya Jakarta, dengan berhasil merespons pergeseran budaya minum kopi. Tuku mendemokratisasikan kopi, yang dulunya kopi susu identik dengan kedai kopi mahal, tetapi dengan adanya adaptasi terhadap kebutuhan sosial-ekonomi yang besar, Tuku merubah perspektif kopi susu menjadi sesuatu yang demokratis dan inklusif. Kopi susu yang dapat dinikmati untuk seluruh kalangan dengan konsep "Tetangga" yang memberikan kesan kedekatan, hubungan yang hangat, dan kesederhanaan. Kopi dari "tetangga" memberikan makna yang sangat inklusif, yaitu mudah diakses dan tidak asing untuk seluruh kalangan. Kedai kopi Tuku pun seringkali berukuran kecil dan minimalis. Selain memaksimalkan lahan dan fungsinya, Tuku juga menciptakan suasana yang down-to-earth dan tidak mengintimidasi segala kalangan. Hal tersebut menguatkan esensi sebagai tempat ngopi "tetangga". Selain demokratisasi dan inklusivitas, Tuku tetap tidak meninggalkan refleksi dinamika kota metropolitan Jakarta yang memiliki gaya hidup serba cepat. Tuku berinovasi dengan membuka cabang grab-and-go yang menunjang nilai efisiensi, mudah dijangkau dengan lokasinya yang strategis, serta ide yang cemerlang untuk melihat peminat kualitas kopi Tuku. Tuku juga menjadi bagian dari rutinitas harian para manusia yang membutuhkan asupan kafein secara praktik, seperti mahasiswa dan pekerja.Â