Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Panti Jompo, 'Ubasute' Gaya Baru?

14 Juni 2025   18:00 Diperbarui: 15 Juni 2025   09:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar film animasi anak tentang ubasute (Sumber: YouTube.com/@RiriCeritaAnakInteraktif)

Sore itu, anak-anak sedang menonton animasi edukatif Riri; salah satu tontonan favorit mereka. Saya awalnya tidak terlalu memperhatikan, sampai tiba-tiba terdengar suara lembut dari narator, menceritakan kisah ubasute, saat seorang anak membawa ibunya ke gunung untuk ditinggalkan karena sudah tua.

Saya langsung duduk mendekat. Anak saya yang paling kecil bertanya polos, “Kenapa ibunya ditinggal, Bu? Emangnya kalau udah tua nggak boleh tinggal sama anaknya lagi ya?”

Pertanyaan itu menggantung di kepala saya bahkan setelah animasinya selesai. Ringan, tapi menohok. 

Saya jadi berpikir, di zaman sekarang, apakah praktik seperti itu benar-benar sudah hilang? Atau justru diam-diam masih terjadi, hanya saja dalam bentuk yang lebih rapi dan ‘resmi’; seperti menitipkan orang tua ke panti jompo?

Tulisan ini berangkat dari momen kecil itu. Dari sebuah cerita anak yang mengusik hati, hingga menjadi perenungan tentang kasih sayang, keterbatasan, dan bagaimana kita memperlakukan mereka yang pernah menjaga kita sepenuh jiwa.

Menilik Realitas Baru: Apakah Merawat di Panti Jompo Sama Artinya dengan Meninggalkan?

"Ketika seorang anak mengantar orang tuanya ke panti jompo, apakah itu bentuk kasih atau sebuah pengabaian yang dibungkus logika?"

Baca juga: Sajak Rahim Langit

Dalam legenda kuno Jepang, dikenal praktik 'ubasute', sebuah tindakan memilukan di mana orang tua yang sudah renta dibawa oleh anaknya ke gunung untuk ditinggalkan hingga ajal menjemput. Legenda ini hidup sebagai simbol ekstrem pengorbanan dan keterasingan, mencerminkan betapa beratnya hidup ketika kebutuhan bertabrakan dengan nilai kemanusiaan.

Hari ini, ribuan kilometer dari Jepang, kita dihadapkan pada fenomena yang membuat banyak orang bertanya-tanya: apakah menitipkan orang tua ke panti jompo merupakan bentuk 'ubasute' dalam versi modern?

Realitas Zaman: Ketika Rumah Tak Lagi Menjadi Tempat Rawat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »