Mohon tunggu...
Yulius Roma Patandean
Yulius Roma Patandean Mohon Tunggu... Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024 - I am proud to be an educator

Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2024. Guru dan Penulis Buku, menyukai informasi seputar olahraga, perjalanan, pertanian, kuliner, budaya dan teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Di Balik Perayaan dan Liburan, Ada Sisi Ekologis yang Terabaikan

6 April 2025   23:58 Diperbarui: 8 April 2025   09:09 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu titik jalan trans Sulawesi Makassar-Toraja yang pohon pelindungnya mulai mati. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Lebaran, perayaan Idul Fitri di Indonesia telah berakhir. Perayaan dan liburan panjang yang telah menjadi tradisi tahunan ini, sayangnya seringkali diiringi dengan permasalahan sampah yang signifikan. Dampak ekologis menghantui secara jangka panjang.

Peningkatan konsumsi selama bulan Ramadan dan terutama saat hari raya Lebaran, ditambah dengan tradisi dan kebiasaan masyarakat, berkontribusi pada lonjakan volume sampah yang dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan dan kesehatan.

Berikut ini beberapa aspek terkait Lebaran, liburan dan sampah dapat ditemukan lewat berita, postingan media sosial dan pengalaman langsung.

Penyebab Peningkatan Volume Sampah 

1. Peningkatan Konsumsi

Peningkatan konsumsi menjadi pemicu pertama. Perayaan Lebaran identik dengan hidangan istimewa, kue-kue lebaran, minuman, dan berbagai makanan lainnya. Hal ini secara otomatis meningkatkan produksi sampah makanan dan kemasan.

Sudah menjadi tradisi mahwa setiap rumah tangga yang merayakan Lebaran akan memasak aneka ragam makanan dalam jumlah jumbo. Peruntukannya adalah untuk acara ramah tamah dengan keluarga dan kerabat. Banyak fakta pun menunjukkan bahwa selalu ada makanan sisa yang tak layak konsumsi lagi. Demikian pula dengan volume kemasannya, baik kemasan plastik maupun dari daun pisang dan daun kelapa.

2. Sisa Makanan yang Berlebihan

Suka tidak suka, Lebaran identik dengan pilihan makanan yang banyak. Semuanya enak, itu pasti. 

Lalu, kebiasaan memasak atau membeli makanan dalam jumlah besar untuk menjamu keluarga dan tamu seringkali menghasilkan sisa makanan yang terbuang sia-sia.

Ini belum termasuk sisa makanan yang dihasilkan oleh setiap tamu yang datang. Pengalaman mengikuti silaturahmi Lebaran, ketika ada 5 orang tamu yang makan, maksimal 2 orang yang piringnya tidak meninggalkan sisa makanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »