Mohon tunggu...
Galih Rama Dafa
Galih Rama Dafa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mantap, semangat terus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Crushed, Stres dan depresi akibat pembullyan: Saat luka tak terlihat membekas.

26 Juni 2025   20:15 Diperbarui: 26 Juni 2025   20:10 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korban Sedang Di Bully (sumber:drama vidio kami) 

Pembullyan merupakan salah satu masalah serius yang dapat memberikan dampak negatif besar pada kesehatan mental korban. Korban pembullyan sering kali mengalami tekanan emosional yang berkepanjangan, yang dapat memicu perasaan depresi dan stres berat. Pembullyan bisa berupa pelecehan verbal, fisik, maupun sosial yang terus menerus, sehingga membuat korban merasa terisolasi, tidak berharga, dan kehilangan rasa percaya diri.

Stres yang terus-menerus akibat perlakuan bullying ini dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi mendalam. Saat tidak mendapatkan dukungan yang memadai, korban bisa merasa putus asa dan mulai memikirkan cara untuk mengakhiri penderitaannya, termasuk bunuh diri. Kasus bunuh diri yang berkaitan dengan pembullyan menunjukkan betapa pentingnya penanganan serius terhadap fenomena ini, baik dari keluarga, sekolah, maupun lingkungan sosial.

Stres yang dialami korban bullying juga dapat memperparah kondisi mentalnya. Stres ini muncul akibat ketakutan akan perlakuan buruk yang berulang, perasaan tidak berdaya, dan isolasi sosial. Ketika tidak ada dukungan atau solusi yang diberikan, korban sering merasa sendirian dan terjebak dalam lingkaran penderitaan tanpa jalan keluar.

Sayangnya, jika kondisi ini tidak ditangani dengan baik, risiko bunuh diri menjadi sangat nyata. Banyak kasus bunuh diri yang dilatarbelakangi oleh pengalaman pembullyan. Korban yang merasa tidak mampu menghadapi tekanan emosional dan sosial akhirnya memilih mengakhiri hidup sebagai jalan keluar dari rasa sakit dan penderitaan yang mereka alami.

Fenomena ini menunjukkan bahwa pembullyan bukan hanya masalah sederhana yang bisa dianggap sepele. Dampaknya bisa sangat fatal dan menghancurkan masa depan seseorang. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan pembullyan harus menjadi perhatian serius oleh semua pihak — keluarga, sekolah, lingkungan sosial, serta pemerintah.

Pencegahan dapat dilakukan melalui pendidikan karakter, pengembangan empati, serta pembentukan lingkungan yang inklusif dan aman bagi semua orang. Selain itu, korban perlu diberikan dukungan psikologis, baik melalui konseling maupun layanan kesehatan mental yang mudah diakses. Masyarakat juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang tanda-tanda korban pembullyan dan bagaimana cara memberikan bantuan yang tepat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »