Dunia sepak bola Indonesia tak pernah kehabisan kejutan. Di tengah hiruk pikuk persiapan Liga 1 musim depan, satu kabar mencuat dan langsung menyita perhatian: Paul Munster kembali menukangi Bhayangkara Presisi Lampung FC.Â
Pengumuman yang tersaji sederhana di akun Instagram resmi klub itu mungkin terlihat biasa, namun bagi para pengamat dan pencinta sepak bola nasional, ini adalah langkah yang penuh makna, bahkan sarat dengan pertanyaan besar.
Munster, pelatih berkebangsaan Irlandia Utara ini, bukanlah sosok asing di kancah Liga 1. Namanya sempat melambung tinggi bersama Persebaya Surabaya di musim 2023/2024.Â
Ia berhasil membawa Bajul Ijo, yang kala itu terseok-seok, merangsek naik ke posisi keempat klasemen akhir.Â
Sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol, mengingat kondisi tim yang tidak selalu stabil. Namun, seperti layaknya drama dalam sepak bola, kisah manis itu tak berlanjut.Â
Kontraknya tidak diperpanjang, dan tak lama berselang, Bhayangkara FC bergerak cepat untuk mengamankan jasanya.
Keputusan Bhayangkara FC untuk memulangkan Munster jelas bukan tanpa alasan. Ini adalah periode kedua Munster bersama The Guardian, setelah sebelumnya memimpin tim pada rentang waktu 2019-2022.Â
Pada masa bakti pertamanya, Munster memang belum mampu membawa Bhayangkara meraih prestasi puncak.Â
Finis di posisi keempat pada 2019, kemudian sempat merosot ke urutan ke-11 di musim 2020/2021 yang penuh tantangan, dan kembali menanjak ke peringkat ketiga pada 2021/2022.Â
Catatan ini mungkin terlihat inkonsisten, namun kita tidak bisa mengesampingkan faktor adaptasi dan dinamika liga yang sangat kompetitif.