Bullying atau perundungan merupakan persoalan serius yang seringkali terjadi pada lingkungan sekolah juga warga . Tindakan ini tidak hanya melibatkan kekerasan fisik, namun juga mampu berupa kekerasan verbal, sosial, dan  bahkan cyberbullying. Sayangnya, banyak orang tua serta pendidik belum sepenuhnya memahami akibat bullying terhadap perkembangan mental anak. Padahal, pengaruh dari perundungan ini bisa berlangsung jangka panjang serta memengaruhi masa depan anak.
Apa Itu Bullying?
Bullying adalah tindakan proaktif yg dilakukan secara berulang dengan tujuan menyakiti, merendahkan, atau mendominasi orang lain. Bentuk bullying bisa bermacam-macam, seperti mengejek, mengancam, memukul, membuatkan berita, sampai mengucilkan seorang dari pergaulan.
akibat Psikologis Bullying di Anak
Bullying bisa memberikan dampak psikologis yg mendalam di anak. Anak yg menjadi korban bullying acapkali kali merasa tidak aman, kehilangan kepercayaan  diri, dan  mengalami kecemasan berlebihan. Beberapa akibat mental lainnya meliputi:
1. Depresi dan  kecemasan: Anak yang dibully berisiko lebih tinggi mengalami depresi, gangguan kecemasan, serta bahkan hasrat buat menyakiti diri sendiri.
2. Gangguan tidur: banyak korban bullying mengalami mimpi buruk , insomnia, atau bahkan sulit tidur sebab rasa takut serta stres yang terus membayangi.
3. Prestasi menurun: Rasa takut dan  stres yang dialami anak korban bullying dapat menurunkan konsentrasi serta motivasi belajar di sekolah.
4. persoalan sosial: Anak cenderung menarik diri asal lingkungan sosial, sulit percaya di orang lain, dan  merasa kesepian.
dampak Jangka Panjang terhadap Perkembangan Mental
Jika tak ditangani dengan baik, akibat bullying terhadap perkembangan mental anak bisa berlangsung sampai dewasa. banyak penelitian menunjukkan bahwa korban bullying pada masa mungil berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan mental mirip PTSD (Post-Traumatic stress Disorder), gangguan kepribadian, serta kesulitan pada menjalin hubungan sosial serta emosional
Selain itu, korban bullying pula cenderung mempunyai rasa rendah diri yg menetap, kesulitan dalam dunia kerja, dan  rentan mengalami depresi kronis.