Rumah Tangga sering diibaratkan bahtera atau kapal. Selayaknya kapal atau bahtera, perjalanannya seringkali kali harus menghadapi ombak besar, ombak kecil, bahkan menghadang badai. Karena itu kepiawaian nahkoda, kerjasama dan kekompakan semua awak kapal menjadi kunci keberhasilan bahtera tersebut mencapai tujuan.
Penting sekali bagi setiap pasangan untuk merumuskan tujuan pernikahan masing-masing. Secara umum, sebenarnya tujuan pernikahan ya tidak jauh-jauh dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri. Karena menikah sebenarnya hanyalah sarana untuk mencapai tujuan hidup. Â Dalam Alquran surat al Ahqaf ayat 16 Tujuan Hidup dipandu agar mencakup tiga hal :
1. diampuni dosanya
2. diterima amalnya
3. dimasukkan ke dalam syurga.
Maka, tujuan pernikahan setiap pasangan menikah, hendaknya memprioritaskan ketiga tujuan hidup yang telah dipedomankan oleh Alquran tersebut. Capaian-capaian duniawi yang diperoleh selama masa pernikahan pun seyogyanya dalam rangka mewujudkan visi pernikahan tersebut.
Namun demikian, wajar jika Allah swt memberikan ujian sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Allah swt. Ujian dalam berumahtangga bermacam-macam tingkatannya mulai dari miskomunikasi, cemburu, pertengkaran, selingkuh, tekanan ekonomi, peningkatan kesejahteraan yang drastis, konflik dengan tetangga, konflik dengan orang tua dan seterusnya. Â Adakalanya sebab -sebab konflik itu begitu sederhana, tetapi ketika tidak diselesaikan satu demi satu, bisa berakumulasi menjadi konflik yang besar bahkan bisa berujung gugat cerai (dari pihak perempuan) atau talaq cerai (dari pihak laki-laki). tulisan ini akan membatasi pada bagaimana keluar dari krisis tersebut sehingga bahtera rumah tangga kembali berlayar dengan tenang.
Prinsip utama sebuah rumah tangga bisa eksis dan tetap teguh berlayar adalah taqwa. Jadi semua proses rekonsiliasi itu di bingkai sebagai bentuk taqwa kepada Allah. Karena Hakekatnya yang membolak-balikkan hati adalah Allah swt. Maka proses pendekatan diri, peningkatan iman dan taqwa kepada Allah swt, adalah kunci resolusi konflik itu sendiri. Bagi orang yang bertaqwa, Allah swt menjanjikan jalan keluar, rezeki yang tidak disangka-sangka, dimudahkan segala urusan, ampunan dan syurga (QS Ath THalaq 2-5). Adapun beberapa langkah resolusi pasca konflik bisa ditempuh oleh masing-masing pasangan :
1 . meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt. Â (menjaga sholat 5 waktu berjamaah di masjid, berdzikir bakda shalat, puasa, sholat malam, sedekah, memperbanyak istighfar, dll)
2. musyawarah dan mencari solusi bersama.Â
3. mendahului meminta maaf dan memaafkan kesalahan pasangan