Mewujudkan Rumah Impian di Pinggiran Jakarta dan Passive Income di Hari Tua. Inilah Kisah Omjay, Guru Blogger Indonesia yang apa adanya. Tidak ditambah tidak juga dikurangi. Omjay, Guru Blogger Indonesia akan membagikan pengalamannya di kompasiana tercinta. Omjay sedang berlibur di Pukhet Thailand dan menikmati hiburan di kota tua yang ada di sana.
Hidup di Jakarta memang ngeri-ngeri sedap. Di satu sisi, kota ini menawarkan berbagai peluang; di sisi lain, biayanya bisa bikin jantung deg-degan. Salah satu mimpi terbesar sekaligus tantangan terbesar bagi banyak orang, termasuk pegawai negeri sipil (PNS) golongan IV sekalipun adalah memiliki rumah di Jakarta. Tidak mudah untuk mewujudkannya.
Harga tanah yang kian melangit, gaya hidup yang menuntut, serta cicilan yang mengintai, membuat rumah di ibu kota terasa seperti mimpi yang jauh dari kenyataan, apalagi bagi para pendatang. Punya rumah sendiri adalah impian yang sulit diwujudkan.
Saya Omjay paham betul perasaan itu. Dulu saya juga mengalami hal yang sama. Walau saya putra daerah DKI yang turun-temurun tinggal di Jakarta, bukan berarti jalan menuju rumah impian itu mulus. Ketika saya pertama kali menjadi guru di SMP Labschool Jakarta, gaji pas-pasan dan tuntutan hidup membuat saya harus memutar otak. Saya harus mempunyai rumah sendiri dan passive income di hari tua.
Menulis, Jalan Menuju Passive Income
Segalanya berubah ketika saya memilih untuk menulis secara konsisten. Ya, menulis. Sesuatu yang dulu hanya menjadi hobi, saya ubah menjadi rutinitas yang membuahkan hasil. Saya mulai aktif menulis di blog pribadi dan berbagai platform menulis seperti Kompasiana. Seiring waktu, saya dikenal sebagai Guru Blogger Indonesia. Dari sanalah jalan rezeki terbuka.
Tulisan saya menghasilkan buku. Buku menghasilkan honorarium. Honorarium menghasilkan royalty. Royalty menjadi tabungan. Tabungan berubah menjadi aset. Aset itulah yang kemudian saya kembangkan menjadi sumber passive income. Sudah banyak buku saya terbitkan. Baik menerbitkan sendiri atau bskerjasama dengan penerbit mayor.
Saya pun mulai belajar investasi dari hasil menulis. Saya tak malu bertanya, membaca, dan belajar dari banyak teman, termasuk dari Pegadaian. Dari sinilah saya mengenal konsep Tabungan Emas Pegadaian, sebuah cara cerdas menabung dalam bentuk logam mulia. Awalnya kecil-kecilan, tapi konsisten. Lama-lama, hasilnya lumayan. Emas disimpan, harga naik, nilai kekayaan pun bertambah.
Ketika Ilmu Bertemu Aksi