Tidak menutup kemungkinan anak belajar pacaran jarak jauh dengan anak lainnya yang beda kota, provinsi bahkan negara. Kenal selewat, lalu mereka terlibat hubungan cinta jarak jauh yang tidak terkendali. Tanpa ragu mereka melakukan video call dan saling mengumbar ungkapan mesra bahkan bisa lebih jauh daripada itu.
Bahkan tidak jarang yang emosinya meluap-luap karena dibakar api cemburu. Kalau telat balas atau berantem, pacarnya mengancam dengan mengirim gambar silet, "kalau kamu berani selingkuh atau macem-macem di sana, aku bakalan nakat," katanya.Naudzubillah.
2. Menonton konten yang tidak pantas, seperti pornografi atau kekerasan
Konten yang beragam dan tidak terbatas berseliweran. Begitu mudah diakses, ditonton dan dinikmati anak-anak. Waspada dengan ini, orang tua tidak boleh lengah. Karena sudah tidak ada lagi saringan untuk sampai kepada anak-anak dan merusak pikiran, otak, sikap dan mentalnya.
Perilaku aneh dan nyeleneh, keberanian mereka menampakkan aurat, serta sikap saling bulli merupakan dampak buruk yang didapatkan dari media sosial.
3. Dijebak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab
Karena akses begitu bebas dan luas, maka penipuan, grooming, sangat subur di sini. Apalagi anak-anak yang terobsesi dengan adanya teman baru, follower yang terus bertambah bahkan chat-chat dan komentar di konten yang berisi pujian dan sanjungan. Ini sangat memungkinkan anak terpancing/termakan rayuan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Dek, kamu cantik banget. Boleh kenal lebih dekat?" kata buaya korengan yang siap-siap memangsa anak gadis yang masih belia yang baru saja mengunggah video joged cantik dan seksinya.
Upaya Mengatasi Tantangan Media Sosial
Memang tidak akan mudah. Namun untuk mengatasi tantangan media sosial, orang tua dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Lakukan Pendekatan Emosional
Orang tua dapat melakukan pendekatan emosional dengan cara, menghabiskan waktu bersama anak-anak dan memahami kebutuhan mereka. Membangun hubungan yang kuat dan terbuka dengan anak-anak dan mengajarkan anak-anak untuk mengelola emosi mereka dengan baik akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan terus memfasilitasi apa yang mereka inginkan dengan memberikannya uang dan kesenangan tanpa bimbingan.