Tidak pernah ada dalam pikiran saya bahwa rumah tangga saya akan berakhir dengan menjadi orang tua tunggal bagi ketiga putra-putri saya. Namun hidup harus terus berjalan, ada 3 makhluk titipan Tuhan yang harus saya jaga, rawat, didik dan saya besarkan.Â
Walau awal mulanya bingung mau melakukan apa, tapi satu yang ada dalam pikiran saya yaitu saya harus bekerja untuk menghidupi anak-anak saya. Dari awal saya yang hanya seorang ibu rumah tangga, namun harus berbalik arah menjadi tulang punggung untuk keluarga.Â
Berhubung usia sudah tidak memenuhi syarat untuk bekerja kantoran, akhirnya saya beranikan diri untuk berjualan. Cuma saya mikir, usaha apa yang saya ngga perlu modal banyak tapi bisa saya lakukan dan orang juga butuhkan. Akhirnya saya mencoba untuk berjualan kue-kue yang saya ambil dari pembuat kue di belakang rumah. Kebetulan sekali saya bisa membawa kue tersebut dan menyetorkan hasilnya setelah terjual.Â
Dari keuntungan berjualan kue-kue tersebut, saya pun mulai untuk berjualan jenis lain seperti baju anak-anak. Sama seperti ketika saya berjualan kue, untuk baju anak-anak pun saya membawa beberapa potong, dan ketika laku baru saya setorkan hasil penjualannya. Kedua usaha tersebut saya lakukan dengan minim modal.Â
Namun berjalannya waktu dan persaingan dalam menjajakan usaha kue-kue ini, saya menghadapi kendala di lapangan. Dagangan saya tidak selalu laku terjual, dan pemilik kue-kue yang saya ambil pun lama-lama juga mengharuskan saya untuk membayar di muka kue-kue yang akan saya jual kembali. Karena terbentur modal, usaha kue-kue ini pun akhirnya saya hentikan.Â
Dari jasa laundry rumahan hingga menulis di blog pribadi
Pusing dengan modal yang menipis, saya berusaha untuk mencari usaha lain. Namun di sela-sela mencari usaha lain, saya yang terbiasa menulis di buku harian kini juga coba-coba menulis di blog pribadi. Lega rasanya ketika saya bisa mencurahkan apa yang menjadi uneg-uneg di hati tertuang berupa tulisan.Â
Akhirnya saya beranikan diri untuk mencoba menawarkan jasa laundry dari rumah ke rumah. Berbekal satu mesin cuci di rumah, saya mencoba menawarkan diri. Memang tidak banyak jumlah laundryan yang saya terima. Tapi rasanya bisa untuk menghidupkan dapur agar tetap ngebul. Kebetulan saya yang senang dengan aktifitas cuci gosok (laundry) ini juga bisa dilakukan di rumah. Saya hanya mengambil laundryan dan mengantarkannya kembali. Terkadang pelanggan sendiri yang mengantarkan laundryan mereka kerumah dan mengambil kembali ketika sudah bersih dan rapi.Â
Di sela mengerjakan pesanan laundryan itulah saya masih bisa menulis dan terkadang diundang untuk menghadiri suatu acara dan diminta untuk menuliskan laporannya. Buat saya ini sesuatu yang baru dan menyenangkan. Senangnya dari hobi menulis yang saya geluti sejak masa sekolah dulu ternyata bisa menghasilkan cuan yang cukup menjanjikan.Â