Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Nomine Penulis Opini Terbaik Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025 | Salah Satu Pemenang Terpilih Lomba Menulis KPB “Siswa Nakal Dikirim ke Barak Militer” 2025

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Guru Abai, Korupsi Melebar

27 Mei 2025   21:48 Diperbarui: 28 Mei 2025   10:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Junjung Widagdo untuk Semburai Berlaksa Makna 

Gembar-gembor tentang sayang murid, dedikasi mendidik, hingga misi mencerdaskan kehidupan bangsa, kerap terdengar lantang di forum-forum dan podium-podium. Namun, ketika tiba saatnya mengawasi ulangan, tak jarang kita menyaksikan pengabaian yang menyedihkan, siswa dibiarkan leluasa menyontek tanpa pengawasan yang layak. Rasanya, hati ini menjadi miris.

Terus terang, saya sering merasa nggondhok melihat kelakuan sebagian rekan guru yang tampak abai saat mengawasi ulangan murid-murid kita di sekolah. 

Padahal, ini bukan sekadar soal menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai guru. Ini bukan hanya soal penilaian. Ini adalah soal kejujuran. Soal moral. Soal masa depan bangsa.

Apa yang akan terjadi pada negeri tercinta ini jika kejujuran tidak dijadikan pijakan utama dalam pendidikan karakter murid-murid kita?

Kita sering lantang menyuarakan semangat antikorupsi. Kita menggemakan slogan-slogan seperti “Berani Jujur Hebat”, “Pantang Korupsi”, atau “Integritas di Atas Segalanya”. 

Namun, dalam praktik sehari-hari, kita sering abai terhadap celah-celah kecil yang justru menjadi akar dari pembiaran ketidakjujuran, membiarkan murid menyontek saat ujian!

Jangankan mengawasi ujian dengan sungguh-sungguh, yang terjadi justru sebaliknya. Setelah membagikan soal dan lembar jawaban, tak sedikit dari kita yang memilih duduk manis, membuka ponsel, menyelesaikan pekerjaan lain, atau sekadar bersandar santai hingga waktu ujian usai. Seolah-olah kehadiran kita hanya formalitas belaka.

Saya tidak sedang meludah di kolam sendiri. Bukan pula bermaksud menampilkan sisi buruk dari profesi yang kita cintai ini. Tapi saya ingin bersuara. 

Saya ingin mengajak kita semua untuk merenung, melakukan introspeksi mendalam, bahwa abai dalam mengawas ujian adalah preseden buruk bagi integritas bangsa.

Jika guru saja menganggap enteng kejujuran, bagaimana kita berharap murid-murid kita akan menjunjung tinggi nilai tersebut? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »