Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

The Colourful Indonesian Archipelago: Cerita Kita, Budaya Kita, Warna Warni Nusantara

26 Juni 2025   21:01 Diperbarui: 27 Juni 2025   08:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pentas seni. (Sumber: dokumentasi penulis)

Siswa kelas 2 menampilkan tarian dari Ambon dan dilengkapi dengan alat musik tifa. Melihat anak-anak yang polos dan lucu bermain alat musik tradisional, rasanya gemas dan bangga.

Siswa kelas 3 menampilkan lagu daerah Cik Cik Periuk dari Kalimantan Timur dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan Selatan. Lagu yang mereka tampilkan, disajikan dengan iringan alat musik angklung.

Ilustrasi pentas budaya. (Sumber: dokumentasi penulis)
Ilustrasi pentas budaya. (Sumber: dokumentasi penulis)

Siswa kelas 4 menyajikan lagu Cublak Cublak Suweng dari Jawa Timur, dan lagu Gundul Pacul serta Padang Bulan dari Jawa Tengah. Lagu ini pun mereka sajikan dengan iringan alat musik angklung. Tidak ketinggalan, permainan tradisional anak-anak yaitu Jamuran semakin menambah keistimewaan penampilan mereka. 

Siswa kelas 5 menyajikan kekhasan dari Suku Betawi. Mereka menyajikan kesenian khas tradisional Palang Pintu lengkap dengan prosesi lamaran pengantinnya. Anak-anak sangat antusias melakoninya. Kesenian ini semakin lengkap dengan sajian alat musik angklung yang mengiringi lagu Kicir-Kicir, Ondel-Ondel, dan Sirih Kuning.

Siswa Kelas 6 menyajikan lagu Waktu Hujan Sore-Sore dan Rasa Sayange  dari daerah Maluku sambil memainkan alat musik angklung.

Melalui kegiatan ini, para siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan sosial, kerja sama, dan komunikasi. Para siswa pun semakin memahami tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa.

Dari perspektif karakter, proyek P5 ini menanamkan nilai toleransi, untuk menghargai perbedaan budaya, agama, suku, dan ras dalam kehidupan sehari-hari.

Para siswa juga belajar bergotong royong, bekerja sama dalam kelompok yang beragam, untuk memperkuat solidaritas dan empati. Bersama para guru yang mendampingi dan melatih, mereka didorong untuk menampilkan karya seni, pertunjukan, atau produk budaya yang kreatif.

Proyek ini merangsang rasa ingin tahu siswa untuk mengeksplorasi budaya-budaya baru di luar lingkungan asal siswa. Harapannya, mereka memiliki sikap nasionalisme, rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap identitas bangsa Indonesia.

Dari perspektif sosial, proyek ini membangun interaksi lintas budaya di lingkungan sekolah, mengurangi potensi diskriminasi, serta menumbuhkan sikap saling menghormati. Dari perspektif pendidikan, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan kognitif, tetapi juga pengalaman afektif dan psikomotorik yang membentuk karakter siswa yang utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »