Mohon tunggu...
lutfi abdurrafi
lutfi abdurrafi Mohon Tunggu... mahasiswa

Lutfi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Pengaruh Digital Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Usaha Mikro Kecil Dan Menengah

22 Juni 2025   20:57 Diperbarui: 22 Juni 2025   20:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Analisis Deskriptif:

  • Statistik Deskriptif: Digunakan untuk menggambarkan karakteristik demografis responden (jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan) serta mendeskripsikan distribusi data dari setiap variabel penelitian (digital marketing dan keputusan pembelian). Ini meliputi perhitungan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, frekuensi, dan persentase.
  • Tabulasi Frekuensi dan Persentase: Digunakan untuk menyajikan data demografis responden dan gambaran umum variabel secara terstruktur, memudahkan pemahaman karakteristik sampel.

Analisis Inferensial:

  • Uji Validitas dan Reliabilitas:

    • Uji Validitas: Dilakukan untuk menguji sejauh mana instrumen penelitian (kuesioner) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel. Jika r-hitung > r-tabel, item pertanyaan dinyatakan valid. Uji Reliabilitas: Dilakukan untuk menguji konsistensi instrumen penelitian. Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang konsisten pada pengukuran berulang. Uji ini biasanya menggunakan nilai Cronbach's Alpha; instrumen dianggap reliabel jika Cronbach's Alpha > 0.6 atau 0.7.
  • Uji Asumsi Klasik: Dilakukan untuk memastikan bahwa model regresi yang digunakan memenuhi persyaratan statistik agar hasilnya tidak bias dan efisien.

    • Uji Normalitas: Menguji apakah data terdistribusi secara normal. Uji Kolmogorov-Smirnov digunakan, di mana data dianggap normal jika nilai signifikansi (p-value) > 0.05. Uji Multikolinearitas: Menguji ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Indikator yang digunakan adalah Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika VIF < 10 dan Tolerance > 0.1, maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas: Menguji apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual pada setiap pengamatan. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat scatterplot residual. Jika tidak ada pola tertentu pada scatterplot, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
  •  Analisis Regresi Linear Berganda: 
    • Digunakan untuk menguji hipotesis penelitian tentang pengaruh beberapa variabel independen (social media marketing, content marketing, SEO, email marketing) terhadap satu variabel dependen (keputusan pembelian).
    • Model persamaan regresi yang digunakan adalah: Y=+1X1+2X2+3X3+4X4+ Dimana: Y = Keputusan Pembelian X1 = Social Media Marketing X2 = Content Marketing X3 = SEO X4 = Email Marketing = Konstanta = Koefisien regresi (mengukur besarnya pengaruh variabel independen terhadap dependen) = Error term (variabel lain di luar model yang tidak diteliti)
    • Uji F akan digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Uji t akan digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Koefisien Determinasi (R2) akan digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.
  •  Structural Equation Modeling (SEM): 
    • Digunakan untuk menguji dan membangun model konstruksi hubungan yang lebih kompleks antara digital marketing dan keputusan pembelian konsumen. SEM memungkinkan peneliti untuk menguji hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel serta mengkonfirmasi model teoritis yang telah diajukan. Penilaian model fit dilakukan dengan melihat beberapa indeks seperti CMIN/DF, GFI, AGFI, CFI, dan RMSEA. Nilai-nilai ini akan menentukan apakah model yang diusulkan sesuai dengan data empiris.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

 Bagian ini menyajikan karakteristik demografis responden yang berhasil dikumpulkan, memberikan gambaran umum tentang profil konsumen UMKM yang menjadi subjek penelitian.

  • Jenis Kelamin: Mayoritas responden adalah perempuan (60%), sedangkan laki-laki sebesar 40%. Ini mengindikasikan bahwa konsumen perempuan mungkin lebih aktif dalam transaksi online produk UMKM atau lebih responsif terhadap survei. Usia: Distribusi usia menunjukkan bahwa kelompok usia 26-35 tahun mendominasi (45%), diikuti oleh 18-25 tahun (35%), dan 36-45 tahun (20%). Komposisi ini relevan dengan kriteria digital native dan digital savvy, yang memang merupakan target utama strategi digital marketing. Pendidikan: Responden didominasi oleh lulusan S1 (50%), diikuti oleh SMA (20%), S2 (15%), dan D3 (15%). Tingkat pendidikan yang tinggi menunjukkan bahwa responden memiliki kemampuan literasi digital yang baik dan akses terhadap informasi online. Pekerjaan: Mayoritas responden adalah karyawan swasta (40%), diikuti oleh wirausaha (25%), mahasiswa (20%), dan PNS (15%). Variasi pekerjaan ini mencerminkan keberagaman latar belakang responden yang mengkonsumsi produk UMKM. Pendapatan: Kelompok pendapatan 5-10 juta rupiah mendominasi (45%), diikuti oleh <5 juta rupiah (30%), dan >10 juta rupiah (25%). Data pendapatan ini memberikan gambaran tentang daya beli responden.

 Gambaran demografi ini penting untuk memahami konteks data yang diperoleh dan apakah sampel yang terkumpul representatif terhadap populasi konsumen UMKM di Jabodetabek yang menjadi target digital marketing.

4.2 Analisis Deskriptif Variabel

 Bagian ini menyajikan ringkasan statistik deskriptif untuk setiap variabel penelitian (variabel independen dan dependen), memberikan gambaran tentang persepsi rata-rata responden terhadap masing-masing aspek.

Digital Marketing:

  • Social Media Marketing: Nilai mean = 3.85, yang mengindikasikan persepsi responden terhadap social media marketing UMKM berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa responden merasakan bahwa UMKM cukup aktif dan efektif dalam menggunakan media sosial untuk tujuan pemasaran.
  • Content Marketing: Nilai mean = 3.72, juga termasuk dalam kategori tinggi. Ini menandakan bahwa responden umumnya menganggap konten yang disajikan oleh UMKM relevan dan berkualitas.
  • SEO: Nilai mean = 3.45, yang berada pada kategori sedang. Persepsi ini mungkin menunjukkan bahwa meskipun UMKM menggunakan SEO, efektivitasnya dalam membuat produk mudah ditemukan di mesin pencari belum seoptimal media sosial atau konten. Ada ruang untuk peningkatan.
  • Email Marketing: Nilai mean = 3.28, juga berada pada kategori sedang. Hal ini bisa jadi menunjukkan bahwa email marketing belum menjadi saluran yang paling dominan atau paling disukai oleh responden dibandingkan dengan saluran lainnya.

Keputusan Pembelian:

  • Nilai mean untuk keputusan pembelian adalah 3.91, yang termasuk dalam kategori tinggi. Angka ini menunjukkan bahwa secara umum, konsumen cenderung memiliki keputusan pembelian yang positif terhadap produk UMKM yang dipasarkan melalui channel digital. Ini mengindikasikan adanya kecenderungan kuat bagi konsumen untuk menyelesaikan proses pembelian setelah berinteraksi dengan digital marketing UMKM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »