Mohon tunggu...
lyra artha
lyra artha Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa semester 4 yang suka nugas sambil denger musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memperkuat Ketahanan Pangan dengan Inovasi pada Sektor Pertanian

23 Juni 2025   12:51 Diperbarui: 23 Juni 2025   12:51 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu krusial yang selalu menjadi tantangan di Indonesia, terutama di tengah tingginya pertumbuhan penduduk dan maraknya alih fungsi lahan pertanian. Dalam situasi ini, sektor pertanian perlu melakukan adaptasi dan inovasi agar dapat menjamin ketersediaan pangan secara berkelanjutan. Seperti yang kita ketahui, pertanian memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Selain menjadi penyedia bahan pangan, pertanian juga menjadi sumber kehidupan bagi jutaan penduduk. Namun, sektor ini masih menghadapi tantangan cukup besar, mulai dari alih fungsi lahan, perubahan iklim, hingga rendahnya produktivitas.
Berdasarkan data BPS (2023) terjadi penurunan pada luas panen padi yaitu sebesar 10,45 juta hektare pada 2022 lalu menurun menjadi masing-masing 10,21 juta hektare pada 2023 dan 10,05 juta hektare pada 2024. Angka ini menandakan adanya penurunan sebesar 255,79 ribu hektare atau sekitar 2,45% pada 2023 dan turun sekitar 167--168 ribu hektare (atau 1,64%) pada 2024. Penurunan ini menunjukkan bahwa luas lahan sawah di Indonesia menurun dari tahun ke tahun akibat banyaknya konversi lahan menjadi kawasan industri dan pemukiman. Fenomena ini dapat mengancam ketersediaan pangan dalam jangka panjang. Selain itu, mayoritas petani Indonesia yang masih beroperasi dalam skala kecil dan belum sepenuhnya menerapkan teknologi modern, sehingga produktivitasnya masih relatif rendah.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian telah melakukan beberapa inovasi agar menjawab tantangan yang ada. Salah satunya adalah Program Pertanian Cerdas Iklim (Climate-Smart Agriculture / CSA), serta adanya penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan). Dalam laporan Kementan (2022), penggunaan alsintan terbukti mampu menghemat biaya produkti petani sebesar 40-60% dan mempercepat proses olah tanah, tanam, hingga panen. Selain itu, pemerintah juga sudah mengembangkan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) yang bertujuan untuk melindungi lahan-lahan produktif agar tidak dikonversi menjadi lahan non-pertanian.
Namun dalam prakteknya, tantangan dalam implementasinya masih cukup besar. Seperti keterbatasan akses petani terhadap pembiayaan, pasar, serta pendampingan teknologi juga menjadi penghambat utama. Masih banyaknya petani yang belum terjangkau oleh lembaga keuangan formal karena keterbatasan agunan atau administrasi. Maka, perlu adanya dukungan kelembagaan dan pendampingan, serta pengadaan koperasi tani juga tidak kalah penting untuk membangun ekosistem pertanian yang inklusif serta berkelanjutan. Kemudian, peran generasi muda juga perlu diperkuat agar dapat mentransformasi sektor pertanian Indonesia. Karena inisiatif dari petani milenial dan start-up pertanian digital telah menunjukkan adanya potensi besar dalam memperkenalkan praktik pertanian modern yang efisien dan ramah lingkungan sebagaimana ditunjukkan dalam program Petani Milenial yang diluncurkan oleh beberapa pemerintah daerah seperti di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
Nantinya, adanya sinergi antara kebijakan pemerintah, inovasi teknologi, dan keterlibatan aktif masyarakat, pertanian Indonesia akan memiliki peluang besar untuk menjadi fondasi utama dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang tangguh. Sehingga pertanian tidak hanya dipandang sebagai sektor tradisional, tetapi sebagai motor pembangunan yang strategis dan dinamis untuk masa depan bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »