Angin malam berdesir pelan, menyelinap masuk melalui celah jendela kayu yang sedikit terbuka. Tirai tipis berkibar lembut, menari mengikuti ritme udara yang dingin. Di luar, suara jangkrik bersahutan dengan nyanyian malam, menciptakan harmoni sunyi yang menenangkan.
Jam dinding di ruang tengah berdenting pelan, menunjukkan pukul tiga dini hari. Rumah sudah lama sunyi, hanya sesekali terdengar suara gemerisik dari dapur, mungkin tikus kecil yang mencari sisa makanan. Aku terbangun dengan tenggorokan kering, berniat menuju dapur untuk meneguk segelas air. Namun, langkahku terhenti ketika samar-samar kudengar suara isakan pelan dari kamar ibu.
Aku diam sejenak, mencoba memastikan apa yang kudengar. Cahaya lampu dari dalam kamarnya masih menyala, menyusup dari celah pintu yang tidak tertutup rapat. Dengan hati-hati, aku melangkah mendekat.
Di dalam kamar yang sederhana itu, kulihat ibu sedang bersimpuh di atas sajadahnya. Mukena putihnya menjuntai, membalut tubuh rentanya. Suaranya lirih, bergetar dalam lantunan doa yang terucap.
"Ya Allah, jagalah anak-anakku… bimbing mereka agar tetap berada di jalan-Mu… lapangkan rezeki mereka, kuatkan hati mereka dalam menghadapi ujian hidup…"
Suara itu menusuk hatiku. Ada keikhlasan, ada harapan, ada cinta yang tak terucapkan dalam keseharian. Aku berdiri diam di balik pintu, dadaku terasa sesak. Seumur hidupku, aku tahu ibu selalu mendoakan kami, tapi baru kali ini aku benar-benar mendengarnya dengan jelas.
Perlahan, aku melangkah mendekat dan mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka. Di dalam, ibu masih bersimpuh di atas sajadahnya. Mukena putihnya membalut tubuhnya yang mulai renta, seakan menjadi saksi betapa banyak doa yang telah ia panjatkan selama bertahun-tahun.
Tangannya terangkat ke langit, suaranya bergetar dalam keheningan malam.
"Ya Allah, lindungilah anak-anakku di mana pun mereka berada… Lapangkan hati mereka dalam menghadapi cobaan, mudahkan langkah mereka dalam mencari rezeki yang halal… Jangan biarkan mereka jauh dari-Mu, ya Rabb…”
Aku menggigit bibir, menahan rasa haru yang tiba-tiba menyeruak. Selama ini, aku selalu menganggap bahwa semua yang kudapatkan dalam hidup adalah hasil kerja keras dan usahaku sendiri. Aku lupa bahwa ada doa seorang ibu yang tak pernah terputus, menjadi penjaga langkah-langkahku tanpa kusadari.