Malam itu, aku kembali ke kamar dengan hati yang penuh perasaan yang tak bisa kuungkapkan. Aku berbaring, menatap langit-langit, sementara suara ibu masih terngiang di kepalaku.
Saat sahur tiba, aku bangun lebih awal. Aku ingin melihat ibu, ingin menemaninya di dapur. Saat aku keluar dari kamar, kulihat ibu sudah lebih dulu sibuk menyiapkan makanan di meja. Ia tersenyum ketika melihatku.
"Kok bangun pagi sekali?" tanyanya heran.
Aku tersenyum, lalu mendekat dan meraih tangannya. Kucium lama-lama, lebih lama dari biasanya.
"Ibu pasti capek ya?" tanyaku pelan.
Ibu terdiam sejenak, lalu mengusap kepalaku dengan lembut. "Enggak, Nak. Kalau buat kalian, ibu nggak pernah capek."
Malam itu, aku belajar sesuatu. Aku belajar bahwa cinta seorang ibu tak selalu ditunjukkan dengan kata-kata, tapi dengan doa yang lirih dan air mata yang tersembunyi. Dan aku berjanji, mulai hari ini, aku tidak akan lagi membiarkan doa-doa itu menjadi satu-satunya cara ibu menyayangiku. Aku akan berusaha lebih banyak hadir, lebih banyak mendengar, lebih banyak mencintai.
Tanpa sadar, mataku mulai berkaca-kaca. Aku merasa malu. Malu karena selama ini aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri. Malu karena aku sering lupa bertanya apakah ibu sudah makan, apakah ibu tidur nyenyak, apakah ibu merasa kesepian.
Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan gejolak dalam dadaku. Tapi kata-kata ibu yang penuh ketulusan terus terngiang di telingaku. Betapa ia tak pernah meminta apa pun untuk dirinya sendiri, selalu mengutamakan kebahagiaan anak-anaknya di atas segalanya.
Aku ingat bagaimana ibu selalu tersenyum ketika aku pulang, meski aku hanya menyapanya sekilas. Aku ingat bagaimana ibu selalu memastikan aku makan sahur, meski aku sering makan terburu-buru tanpa sempat berbincang dengannya. Aku ingat bagaimana ibu diam-diam memasukkan uang ke dalam tasku ketika aku kuliah dulu, dengan alasan “ibu masih punya lebih,” padahal aku tahu, sering kali ia harus menahan keinginannya sendiri demi kami.
Air mata yang tadi kutahan akhirnya jatuh juga. Aku tak lagi peduli. Malam ini, aku ingin melakukan sesuatu. Aku ingin ibu tahu bahwa aku mendengar doanya, bahwa aku menyadari betapa besar cinta yang ia berikan.