Pagi itu, langit Banjarbaru cerah. Bowo dan teman-temannya, pegawai salah satu Dinas Kesehatan di Kalimantan Tengah bersiap menuju asrama haji Banjarmasin. Mereka ditugasi pimpinannya untuk ikut menjemput jamaah haji di Debarkasi Banjarmasin dan memastikan bahwa jamaah haji sehat atau dapat pulang ke kampung halaman. Keberangkatan mereka dari tempat tugasnya lewat darat, naik ambulans, untuk antisipasi jika ada jamaah haji yang sakit dan harus dirujuk atau dibawa pulang menggunakan ambulans.
Malam sebelumnya, jamaah haji asal Kalimantan Tengah baru pulang dari Tanah Suci Mekah sekitar pukul 23.00 WITA. Bowo dan teman-temannya sudah sempat mengecek kondisi jamaah haji yang baru tiba. Walaupun ada beberapa jamaah haji yang akan dijemput Bowo dan teman-temannnya yang perlu penanganan khusus, namun secara umum kondisi mereka cukup baik dan dapat pulang ke kampung halaman tanpa harus dirawat inap, termasuk beberapa jamaahnya yang dimasukkan ke asrama haji prioritas.
Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WITA, menandakan bahwa para jamaah harus bersiap masuk bus, karena mereka harus check in di Bandara Syamsudin Noor. Bowopun berbagi tugas dengan teman-temannya untuk mengecek dan memastikan bahwa semua jamaah pulang dan tidak ada yang tertinggal.
Setelah sarapan pagi, satu per satu jamaah melangkahkan kakinya ke bus yang ditentukan. Setelah melakukan pengecekan dan memastikan tidak ada yang tertinggal, petugaspun mengarahkan para bus untuk berangkat ke Bandara Syamsudin Noor. Beruntung bandara tersebut jaraknya tidak jauh dari asrama haji, mungkin sekitar 10 menit, sehingga dapat dengan cepat tiba di bandara.
Setiba di Bandara Syamsudin Noor, para jamaahpun memasuki terminal keberangkatan. Para jamaahpun segera menuju konter untuk check in. Sementara, ada salah satu jamaah yang sudah tua, sebut saja Nenek Rusma mengeluh kecapekan dan tidak sanggup lagi berjalan kaki. Bowopun iba dan tidak tega melihatnya. Kemudian, sambil berjalan, matanya melihat ke sana ke mari. Dapatlah di salah satu titik, ada beberapa kursi roda. Bowopun menuju tempat itu. Sebelum mengambil kursi roda, Bowopun bertanya kepada petugas konter.
"Mba, kursi rodanya ini boleh dipinjam?" Tanya Bowo dengan sopan.
"Maaf Mas, maskapainya apa ya?" Tanya seorang Perempuan di konter yang disapa Bowo.
"***Air, Mba." Jawab Bowo.
"Maaf, Mas. Kalau yang di sini, untuk *****a. Kalau yang ***Air di sebelah sana." Kata perempuan itu lagi.
"Oh, maaf, Mba. Terima kasih." Bowopun senyum, membungkukkan badan seraya pergi menuju ke arah yang ditunjukkan.
Belum sampai di tujuan, Bowo menemukan Nenek Rusma sudah membawa kursi roda dari arah berlawanan.