Di musim dingin, pelukan terasa jauh lebih hangat, lebih dalam. Sekadar duduk berdekatan di sofa, atau saling menggosok punggung sebelum tidur, itu semacam bahasa cinta yang tak perlu diterjemahkan.
Dalam opini saya, kita sering meremehkan pentingnya kehadiran fisik dalam hubungan jangka panjang. Di tengah padatnya rutinitas dan peran sebagai orang tua, keintiman terkadang terlupakan.
Padahal, keintiman itu bukan hanya soal kedekatan seksual, tapi juga soal keberadaan yang terasa. Saat kita bisa menjadi tempat aman bagi satu sama lain, bahkan tanpa banyak bicara.
Quality Time Itu Murah, Tapi Bernilai
Saya percaya bahwa menciptakan quality time tak harus mahal atau penuh properti ala Pinterest. Cukup dengan waktu dan niat.
Terkadang saya merasa teramat beruntung memiliki pasangan yang selalu hangat, humoris dan penuh kejutan. Sebelum tidur atau saat ngeteh bareng di sore hari, kami sering berbagi ekspektasi dan juga harapan masing-masing dengan cara yang seru.
Saya dan suami pernah membuat “daftar impian sederhana”, hal-hal yang ingin kami lakukan bersama. Dan isinya ternyata lucu-lucu lho: bikin tenda dari selimut di ruang tamu, main ular tangga sambil pasang musik 90an, atau menulis surat untuk diri sendiri di masa depan lalu saling tukar.
Ternyata, hal-hal kecil itu yang membuat kami merasa lebih terhubung. Karena sejatinya cinta itu tidak tumbuh dari perayaan besar, tapi dari rutinitas yang dibagikan dengan hangat.
Menutup Hari dengan Hati yang Lebih Hangat
Musim bediding akan berlalu. Tapi momen-momen yang kita ciptakan selama masa ini bisa jadi kenangan manis yang bertahan lebih lama dari embun pagi.
Ketika udara dingin mulai mereda, saya ingin percaya bahwa hati kami justru semakin hangat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!