Semua aspek kehidupan yang diarahkan menjadi baik membutuhkan sikap disiplin. Mulai dari ruang domestik hingga publik. Sebab, dengan sikap disiplin semua aktivitas, baik yang dilakukan di ruang domestik maupun publik, membuahkan hasil yang optimal.
Karenanya, sikap disiplin selalu diupayakan. Sejak dini, anak-anak di dalam keluarga, misalnya, sudah diajak untuk mengalami hidup disiplin. Sekalipun, masih terbatas.
Misalnya, si kecil sudah dimandikan setiap pagi dan sore. Aktivitas ini dilakukan secara rutin pada jam yang cenderung sama. Orangtua selalu siap setiap waktu mandi si kecil tiba.
Kalau aktivitas termaksud berlangsung dalam waktu yang lama, lambat laun menjadi kebiasaan. Sehingga, si kecil (akan) merasa kurang nyaman kalau tak dimandikan tepat waktu. Apalagi jika tak dimandikan (sama sekali), sudah pasti membuatnya sangat tak nyaman.
Tentu saja aktivitas wajib yang lain untuk si kecil juga dilakukan, di antaranya tidur, makan, dan bermain. Tidur pada waktu yang ditentukan sudah diatur. Pun demikian waktu makan dan bermain, sudah ditentukan dan terencana.
Tindakan yang dikenakan terhadap si kecil ini dapat membentuk, seperti sudah disebut di atas, kebiasaan. Jika saatnya tidur, misalnya, si kecil harus tidur. Kalau saatnya bangun tidur, si kecil harus bangun tidur. Semua aktivitas yang sudah dibiasakan sudah pasti terlaksana secara tertib.
Selain itu, kebiasaan aktivitas yang sudah tertanam sejak dini seperti ini akan terbawa ke masa-masa perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.
Sehingga, usia bertambah pun, aktivitas ini akan tetap terbiasakan dengan tertib. Perihal mandi, makan, tidur, dan yang lain yang ditanamkan sejak dini, umumnya, terus terjaga secara disiplin.
Hal ini akan berbeda kalau aktivitas seperti disebut di atas tak terbiasakan sejak kecil. Hanya dilakukan secara sewaktu-waktu, misalnya, saat orangtua ingat. Tentu cara yang seperti ini kurang mengena ke anak. Sebab, dilakukan secara tak tertib.
Karenanya, dapat dipastikan pada masa-masa perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya, aktivitas termaksud tak secara disiplin dilakukan oleh anak. Anak sangat mungkin melakukannya hanya sewaktu-waktu, misalnya, ketika anak diingatkan.