Mohon tunggu...
T. Fany R.
T. Fany R. Mohon Tunggu... Pecinta kopi, penjelajah kata, dan hobi lari

Kopi bukan hanya minuman—ia adalah teman refleksi. Buku bukan sekadar bacaan—ia adalah jendela dunia. Dan lari bukan hanya olahraga—ia adalah ruang dialog dengan diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pada Dasarnya, yang Membuat Bertahan Bukan Hanya Cinta, Melainkan Komunikasi

23 Juni 2025   06:24 Diperbarui: 23 Juni 2025   06:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada Dasarnya, yang Membuat Bertahan Bukan Hanya Cinta, Melainkan Komunikasi (canva.com)

Cinta sering kali dipuja-puji sebagai kekuatan terbesar dalam sebuah hubungan. Ia dianggap sebagai pondasi utama yang menopang dua insan untuk tetap bersama, melalui berbagai badai dan gelombang hidup. Namun, jika kita telaah lebih dalam, cinta saja tidak pernah cukup. Ia seperti api yang bisa menyala indah di awal, namun perlahan padam jika tidak dipelihara. 

Dan bahan bakar utama yang membuat api itu tetap hidup bukan hanya perasaan, melainkan komunikasi.

Komunikasi adalah jembatan antara dua hati. Tanpanya, cinta yang kuat sekalipun bisa terjebak dalam jurang kesalahpahaman, ekspektasi yang tak tersampaikan, hingga luka yang tak terobati. Banyak hubungan yang dimulai dengan cinta yang besar, namun berakhir dalam keheningan karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan, kebutuhan, atau kekecewaan.

Sering kali, pasangan merasa saling mencintai namun saling menjauh. Bukan karena cintanya hilang, tapi karena tidak bisa saling memahami. Kita sering lupa bahwa cinta bukan sekadar merasakan, tapi juga menyampaikan. Bahwa mencintai seseorang juga berarti berani untuk berbicara jujur dan mendengar dengan sepenuh hati. 

Bukan hanya berbicara untuk menjawab, tapi untuk mengerti.

Komunikasi yang sehat adalah ketika dua orang bisa jujur tanpa takut disalahpahami, bisa marah tanpa saling melukai, dan bisa diam tanpa membuat jarak. Dalam komunikasi yang baik, kita belajar membedakan antara menyampaikan perasaan dan menyalahkan. Kita belajar bagaimana menyusun kata agar tidak jadi senjata, tapi jadi jembatan yang menghubungkan dua kepala dan dua hati yang berbeda.

Bertahan dalam hubungan bukan soal seberapa kuat cinta itu, tapi seberapa mampu kita berbicara dan mendengarkan satu sama lain dalam situasi yang paling sulit sekalipun. Ketika ada masalah, komunikasi membuat kita tidak saling menjauh. Ketika ada jarak, komunikasi membangun kembali kedekatan. 

Dan ketika cinta mulai goyah, komunikasi bisa menjadi pengingat mengapa dulu kita memilih untuk bersama.

Maka, jangan hanya fokus pada cinta. Rawat juga komunikasi. Latih keberanian untuk jujur, kesabaran untuk mendengar, dan kerendahan hati untuk memahami. Karena cinta tanpa komunikasi ibarat benih tanpa air---ia bisa tumbuh sebentar, tapi akan layu sebelum menjadi akar yang kuat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »