Terkenang-kenang di kepalaku judul artikel di Kompasiana
"Puber ke Dua, Jatuh Cinta yang Menjijikkan".
Entah mengapa rasanya hati sedikit gusar,
Pasalnya sebelum artikel itu keluar aku menulis puisi cinta Â
Tua-tua jatuh cinta
Ah, padahal aku bukan puber ke dua
Aku murni jatuh cinta di usia tua
Bahkan aku belum menikah juga.
Untung aku tak berpikir seperti Kakek penjaga surau
dalam cerpen "Robohnya Surau Kami"
yang menggorok lehernya sendiri karena tersinggung bualan Si Ajo Sidi
Ah, sungguh ngeri.
Aku hanya tua, bukan puber ke dua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI