Terkenang-kenang di kepalaku judul artikel di Kompasiana
"Puber ke Dua, Jatuh Cinta yang Menjijikkan".
Entah mengapa rasanya hati sedikit gusar,
Pasalnya sebelum artikel itu keluar aku menulis puisi cinta Â
Tua-tua jatuh cinta
Ah, padahal aku bukan puber ke dua
Aku murni jatuh cinta di usia tua
Bahkan aku belum menikah juga.
Untung aku tak berpikir seperti Kakek penjaga surau
dalam cerpen "Robohnya Surau Kami"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!