Serangan demi serangan Israel ke wilayah Suriah seakan tak terbendung. Menurut Times of Israel, pasukan mereka telah mencapai kota Qatana, hanya sekitar 25 kilometer dari Damaskus. Bahkan, Reuters melaporkan bahwa pada awal Mei 2025, jet tempur Israel meluncurkan rudal-rudalnya hingga mendekati istana kepresidenan. Ini bukan sekadar pelanggaran wilayah---ini ancaman langsung terhadap jantung politik Suriah.
Namun yang menggelitik adalah senyapnya respons dari mereka yang dulu mengaku sebagai mujahidin. Kelompok yang pada satu masa berhasil menggulingkan Assad di wilayah utara Suriah, kini memegang kekuasaan, namun bungkam di hadapan serangan zionis yang terang-terangan merambah wilayah mereka.
Padahal, dulu narasi yang digaungkan sangat berani: "Setelah menumbangkan Assad, kami akan segera membebaskan Al-Quds." Kini, jangankan menapakkan kaki ke Palestina---melawan Israel yang masuk ke tanah sendiri pun tak terdengar. Tidak ada seruan jihad, tidak ada mobilisasi pasukan. Bahkan, tidak ada satu pernyataan keras dari pemimpin mereka, Ahmed al-Sharaa (alias Al-Jolani), yang kini menjadi simbol kekuasaan baru di wilayah tersebut.
Kita pantas bertanya: ke mana keberanian itu menghilang? Mengapa ketika menghadapi rezim yang lemah mereka berani, namun saat penjajah datang dari luar, mereka justru bungkam?
Janji "bebaskan Palestina" akhirnya tampak seperti gema kosong. Nyaring saat membunuh sesama Muslim, senyap saat penjajah datang membawa rudal. Mereka yang pernah dielu-elukan sebagai pembela umat kini malah kehilangan pijakan moral---karena diam di saat yang paling genting.
Apa pelajaran dari semua ini? Jangan letakkan harapan pada mereka yang hanya mengandalkan slogan. Kita butuh keberanian yang nyata, bukan yang hanya hidup di dalam poster-poster perjuangan.
Jika tanah sendiri tak mampu dipertahankan, lalu siapa yang akan membebaskan Al-Quds?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI