Membangun bahtera rumah tangga adalah impian banyak pasangan. Setelah janji suci terucap, ada satu impian besar yang seringkali menyertai yakni memiliki rumah sendiri. Bukan sekadar tempat tinggal, tetapi rumah impian yang menjadi saksi bisu setiap tawa dan tangis, setiap langkah kecil buah hati, serta tempat berteduh dari segala hiruk pikuk dunia.Â
Namun, bagi sebagian besar pasangan muda, mewujudkan impian ini terasa seperti mendaki gunung yang tinggi. Harga properti yang terus melambung, ditambah dengan berbagai kebutuhan pasca menikah, seringkali membuat impian ini terasa jauh.
Di sinilah peran keluarga berencana keuangan menjadi sangat krusial, bahkan bisa dibilang sebagai kunci rahasia untuk mengakselerasi impian memiliki rumah, terutama bagi pasangan yang baru menikah.Â
Ini bukan soal memiliki gaji besar atau warisan tak terhingga. Ini tentang bagaimana sepasang suami istri bisa duduk bersama, bicara blak-blakan soal uang, dan merancang masa depan keuangan mereka secara sadar dan terencana.
Banyak pasangan muda merasa takut memulai perencanaan keuangan karena dianggap rumit atau membatasi kebebasan. Padahal, justru sebaliknya. Dengan perencanaan yang matang, Anda tidak hanya memiliki arah yang jelas, tetapi juga rasa aman dan tenang dalam mengelola uang.Â
Ini seperti memiliki peta harta karun yang menunjukkan jalan tercepat menuju rumah subsidi idaman Anda.
Langkah pertama dalam menjadi Keluarga Berencana Keuangan adalah keterbukaan penuh. Suami dan istri harus sama-sama tahu berapa penghasilan total mereka, berapa pengeluaran rutin, dan berapa utang yang dimiliki (jika ada).Â
Jangan ada yang ditutup-tutupi, sekecil apa pun. Kejujuran ini adalah fondasi utama yang akan membuat perencanaan berjalan lancar. Anggap saja ini sebagai audit keuangan pertama Anda bersama pasangan.
Setelah itu, mulailah mencatat setiap pengeluaran. Ini mungkin terdengar sepele, tetapi banyak orang terkejut melihat ke mana uang mereka mengalir setelah mencatatnya dengan detail.Â
Pisahkan pengeluaran menjadi kebutuhan pokok (makanan, transportasi, tagihan bulanan) dan keinginan (hiburan, belanja yang tidak perlu). Dengan begitu, Anda bisa melihat pos mana yang bisa dipangkas.
Selanjutnya, tentukan target keuangan yang jelas dan realistis. Berapa harga rumah subsidi idaman yang Anda inginkan? Berapa Down Payment (DP) yang dibutuhkan? Dan berapa cicilan bulanan yang mampu Anda bayar tanpa membuat keuangan megap-megap?Â