Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Semua Terlelap, Hanya Tuhan yang Mendengar

15 Mei 2025   02:00 Diperbarui: 14 Mei 2025   21:55 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Berdoa (Sumber: freepik)

Saat lampu-lampu dunia dipadamkan,
dan detak jam terdengar lebih lantang dari keluhan,
aku duduk dalam gelap,
menyulam sunyi dengan benang-benang doa.

Langit malam memelukku tanpa suara,
seperti tahu; aku terlalu lelah untuk bicara.
Sujudku tak megah,
tapi penuh luka-luka kecil yang ingin sembuh di hadapan-Nya.

Air mataku jatuh perlahan,
bukan karena tak kuat,
tapi karena terlalu lama berpura-pura kuat.
Kupeluk sajadah seperti sahabat lama,
yang selalu menungguku pulang dalam diam.

Tuhan,
akulah hamba yang sering lupa,
tapi malam ini aku datang tanpa dalih,
membawa dosa-dosa yang tak bisa kusembunyikan,
membawa harapan yang bahkan tak berani kuucapkan.

Ketika semua terlelap,
hanya Engkau yang benar-benar mendengar,
bukan sekadar kata,
tapi gema hati yang selama ini kutahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
OSZAR »