Kata “pensiun” sering kali identik dengan ketenangan hidup di usia senja: bangun tanpa alarm, menyiram tanaman, membaca koran sambil menyeruput kopi,
Artikel reflektif untuk kamu yang berada di tengah tekanan generasi sandwich, menopang orang tua dan anak sekaligus, tapi lupa mempersiapkan masa tua.
Pernahkah kamu merasa seperti ditarik dari dua arah sekaligus? Di satu sisi harus membiayai orang tua yang sudah pensiun, di sisi lain juga harus meme
Kombinasi tekanan finansial, emosional, dan kurangnya waktu pribadi ini bisa memicu kelelahan ekstrem atau burnout, yang berdampak pada kesehatan
Menolong keluarga bukanlah derita, melainkan kehormatan. Dan kehormatan tidak butuh panggung, tapi butuh keikhlasan.
Di tengah harga rumah yang makin tinggi dan kebutuhan hidup yang tak kalah menekan, benarkah mimpi memiliki rumah kini harus direvisi?
Bisakah orangtua pensiun tanpa membebani anak? Di tengah generasi sandwich, inilah saatnya ubah pola pikir dan siapkan masa tua mandiri.
Bagi mereka yang sekarang baru memulai karier, jangan takut membayangkan bagaimana nanti saat pensiun.
Menjadi generasi sandwich yang sukses bisa dimulai dengan investasi harta dan ilmu pengetahuan serta manajemen keuangan yang baik dan bijaksana.
Menjadi generasi sandwich bukanlah pilihan, tetapi kenyataan yang dihadapi oleh jutaan orang dewasa produktif saat ini
Refleksi kritis tentang nasib generasi sandwich & strawberry, dengan solusi konkret agar masa pensiun tetap bermartabat dan manusiawi.
Generasi sandwich terjepit antara nafkahi orang tua dan anak. Tapi, siapkah mereka menghadapi masa pensiun yang nyaris tanpa tabungan?
Generasi yang Tak Minta Dimengerti, Tapi Diberi Ruang Bernapas
Jadi, Apakah Generasi Sandwich Bisa Memimpikan Pensiun Untuk Kedepannya?
Kalau selama ini kamu merasa hidup hanya berputar di tempat yang sama, itu tanda bahwa sudah saatnya break the loop.
Masa depan bukan sesuatu yang hanya bisa diprediksi oleh sistem, tapi sesuatu yang bisa dibentuk lewat kesadaran dan keberanian.
Hidup di era modern ini, banyak dari kita menemukan diri terjebak di tengah pusaran tanggung jawab ganda. Kita adalah Generasi Sandwich, sebutan untuk
Bayangkan ini: kamu adalah tulang punggung keluarga. Setiap bulan harus menafkahi orang tua yang sudah pensiun, membayar uang sekolah anak-anak,
Generasi sandwich tidak sedang kalah, mereka hanya sedang memikul lebih banyak.
Mulai dari hal kecil yang konsisten, komunikasi terbuka dengan pasangan, dan saling mendukung dalam keluarga bisa membuat segalanya lebih ringan.